Assalamu'alaikum Sobat bioeduc, kalian tahukan
organ apa yang paling berperan dalam tubuh kita mengenai aliran darah sampai
keseluruh tubuh, yups Jantung. Jantung mempunyai andil yang sangat besar karena
jantung dapat memompa darah sehingga seluruh tubuh mendapatkan hak-haknya untuk
dialiri darah. Dan sobat bioeduc tahu tidak, bagaimana caranya aliran darah
tersebut bisa beredar keseluruh tubuh? Yaa, bener banget tuh dalam tubuh kita
terdapat pembuluh darah sehingga tubuh mendapatkan aliran darah. Mari sama-sama
kita simak penjelasan berikut dibawah ini ! 😊😊😊
Alat-Alat Peredaran Darah
1. Jantung
Seperti halnya pada mamalia yang
lain, jantung manusia berada di dalam rongga dada dan terbungkus oleh dua lapis
selaput perikardium. Di antara kedua lapisan tersebut terdapat cairan yang berfungsi untuk mencegah gesekan
permukaan luar jantung dengan organ-organ lainnya karena gerak jantung yang
terus-menerus sebagai pemompa darah.
Jantung manusia terdiri dari empat
ruang yang masing-masing berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah. Pada
serambi kiri terdapat empat muara pembuluh vena
pulmonalis yang mengalirkan
darah dari paru-paru, sedangkan pada serambi kanan terdapat dua muara pembuluh vena cava superior
yang mengalirkan darah dari tubuh bagian bawah. Sementara itu, bilik kiri
berhubungan dengan satu pembuluh nadi besar (aorta) yang cabang-cabangnya
mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh. Bilik kanan berhubungan dengan arteri pulmonalis
yang mengalirkan darah ke paruparu.
bilik Jantung dan bagian-bagiannya
Ruang-ruang jantung sebelah kiri
dibatasi oleh sekat pemisah (septum) terhadap ruang-ruang sebelah kanan, tetapi
sekat pemisah antara serambi kanan dengan serambi kiri pada fetus masih
terdapat lubang yang disebut foramen ovale dan akan tertutup dengan sendirinya kurang lebih
10 hari setelah kelahiran. Antara serambi kiri dengan bilik kiri dijaga oleh
katup berkelopak dua yang disebut katup
bikuspid atau katup mital, antara serambi kanan dengan
bilik kanan dijaga oleh katup berkelopak tiga trikuspid.
Katup-katup tersebut diperkuat oleh serat-serat korda
tendinae, sehingga katup hanya dapat terbuka ke arah bilik.
Katup-katup lainnya ialah katup semilunar
yang berbentuk bulan sabit, yaitu katup antara bilik kiri dengan aorta, serta
katup antara bilik kanan dengan arteri pulmonalis.
Dinding jantung terdiri dari
otot-otot jantung (miokardium) yang memiliki kemampuan berkontraksi sehingga
menjadikan jantung dapat berdenyut seumur hidup dan tentu membutuhkan energi.
Untuk itu, zat-zat makanan dan oksigen harus disediakan terus-menerus. Hal ini
dilakukan melalui pembuluh darah yang khusus melayani otot-otot jantung saja,
yaitu arteri koronaria yang bercabang ke seluruh bagian jantung. Jika
pembuluh nadi yang merupakan percabangan dari aorta ini tersumbat atau
menyempit maka kerja otot jantung akan terganggu atau bahkan terhenti, keadaan
ini disebut infra miokardium yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
skema diastol dan sistol pada jantung
Kemampuan jantung untuk berdenyut
dipicu oleh suatu jaringan tertentu yang disebut nodus
sinoatrial (nodus S) pada
dinding atas serambi kanan. Impuls yang ditimbulkan nodus S-A disebarkan ke
seluruh otot serambi sehingga otot-otot serambi berkontraksi yang menyebabkan
darah dari serambi masuk ke bilik.
Sementara itu, impuls dari nodus S–A
perlahan-lahan mencapai nodus atrioventikular
(nodus A–V) yang terletak di bagian bawah sekat serambi. Kemudian
diteruskan melalui berkas His yang bercabang dua, satu cabang menuju otot bilik
kiri dan cabang yang lain menuju otot bilik kanan. Masing-masing cabang
tersebut membentuk ranting-ranting ke seluruh otot bilik. Impuls tersebut
menyebabkan otot-otot bilik berkontraksi, peristiwa ini disebut sistol sehingga
tekanan di dalam bilik meningkat dan darah mendesak ke segala arah. Desakan ke
arah serambi menyebabkan katup trikuspid menutup,
sedangkan desakan dari bilik kiri ke aorta dan dari bilik kanan ke arteri
pulmonalis menyebabkan katup-katup semilunar terbuka.
Ketika darah keluar dari bilik kiri
melewati katup semilunar di
dalam aorta masih terdapat sebagian darah yang belum dialirkan, sehingga
tekanan darah di dalam aorta meningkat dan tekanan ini dinamakan tekanan sistol yang dalam keadaan normal besarnya
± 120 Hg. Setelah pengosongan bilik, otot-otot bilik mengalami relaksasi atau
biasa pula disebut diastol,
tekanan di dalam bilik saat itu lebih rendah daripada tekanan di dalam aorta
sehingga darah dari aorta mendesak kembali ke jantung yang mengakibatkan katup
semilunar menutup. Jika darah di dalam aorta sebagian telah dialirkan ke
berbagai arteri maka tekanannya akan menurun sampai 80 mm Hg pada keadaan
normal dan disebut sebagai tekanan diastol.
Selama jantung mengalami diastol,
darah dari vena pulmonalis masuk ke dalam serambi kiri dan darah dari vena cava
memasuki serambi kanan yang selanjutnya otot-otot serambi akan berkontraksi
lagi setelah memperoleh impuls dari nodus S-A. Dari uraian di atas jelaslah
bahwa selama satu denyut jantung terjadi perubahan tekanan darah terhadap
dinding aorta, pada orang dewasa dalam keadaan normal tekanan yang tertinggi,
yaitu tekanan sistol besarnya kurang lebih 120 mm Hg. Tekanan darah ini dapat
diukur dengan tensimeter atau
sphygmomanometer dan hasilnya
biasa dituliskan sistol/diastol = 120/80 mm Hg.
Tekanan darah umumnya cenderung
meningkat dengan bertambahnya umur, orang
dewasa dikatakan bertekanan darah tinggi (hipertensi) apabila sistol/diastolnya
melebihi 160/100 mm Hg. Beberapa faktor yang memengaruhi
besarnya tekanan darah antara lain kekuatan kontraksi otot-otot bilik, volume
darah keseluruhan, dan kekenyalan dinding arteri.
Waktu yang dibutuhkan otot-otot
jantung selama sistol dalam keadaan istirahat kurang lebih 0,27 detik dan
diastol 0,53 detik sehingga satu kali denyut jantung membutuhkan kira-kira 0,80
detik. Artinya, frekuensi denyut jantung
dalam keadaan istirahat kurang lebih 70 sampai 75 kali per menit.
Frekuensi denyut jantung ini dikendalikan oleh saraf simpatik dan saraf
parasimpatik.
2. Pembuluh Darah
Seluruh pembuluh darah yang
mengalirkan darah dari jantung disebut arteri
atau pembuluh nadi.
Diameternya bervariasi mulai dari yang paling besar, yaitu aorta ± 20 mm sampai
ke cabang-cabang yang paling kecil, yaitu arteriol ± 0,2 mm. Dinding arteri
yang bersifat elastik (kenyal) dan mampu berkontraksi ini, terdiri dari
jaringan endotel yang melapisi permukaan dalam arteri. Penimbunan
senyawa-senyawa lemak pada dinding arteri menyebabkan penyempitan pembuluh dan
hilangnya kekenyalan dinding arteri, keadaan ini disebut atherosklerosis.
Cabang-cabang halus dari arteriol
yang tersebar di seluruh jaringan tubuh adalah pembuluh kapiler, diameternya
kurang lebih 7 mikron (1 mikron – 0,001 mm) sehingga hanya satu per satu sel
darah yang dapat melewatinya. Dinding kapiler tersusun dari lapis sel endotel
yang memungkinkan pertukaran zatzat antara darah dan cairan jaringan secara
difusi.
Darah dari kapiler dikumpulkan
kembali ke dalam vena-vena kecil yang disebut venula
dengan diameter ± 0,2 mm. Selanjutnya, darah masuk ke dalam vena atau
pembuluh balik yang diameternya lebih besar dan akan mengalirkan darah ke
jantung. Vena yang paling besar ialah vena
cava superior dan vena cava inferior yang diameternya kurang lebih 20 mm. Seperti
halnya arteri, dinding vena juga tersusun dari tiga macam jaringan, tetapi
jaringan ototnya tipis sehingga secara keseluruhan dinding vena lebih tipis dan
kurang kenyal dibandingkan dengan dinding arteri. Pengaruh kontraksi jantung
terhadap aliran darah vena sangat kecil sehingga aliran di dalam vena lebih
banyak disebabkan oleh kontraksi otot-otot di sekitarnya yang dibantu oleh
katup-katup pencegah arus balik di sepanjang pembuluh. Katup-katup yang tidak
dapat menutup dengan sempurna dan lemahnya dinding pembuluh dapat menyebabkan
pelebaran pembuluh vena atau dikenal dengan sebutan varises yang dapat terjadi di kaki bagian
bawah atau di sekitar dubur yang disebut
hemoroid.
Komentar
Posting Komentar